Unsur-unsur budaya adalah berbagai konsep yang menyelubungi budaya secara umum. Unsur ini dibagi menjadi wujud, unsur-unsur kebudayaan, dan prinsip holistik. Namun, jika yang Anda cari adalah unsur-unsur kebudayaan, maka unsur tersebut adalah satuan terkecil yang membentuk kebudayaan secara umum. Unsur-unsur kebudayaan sering disebut unsur kultural universal yang terdiri dari sistem peralatan hidup, mata pencaharian, religi, pengetahuan, organisasi sosial, kesenian, dan bahasa. Baik budaya maupun kebudayaan, keduanya akan dibahas secara komprehensif pada artikel ini. Sebelum mempelajari wujud budaya dan teori pembentukannya, kita harus memiliki pegangan definisi dari budaya itu sendiri. Budaya adalah kesepakatan bersama suatu masyarakat mengenai suatu prinsip atau tata cara kehidupan secara umum yang tumbuh untuk diikuti, dipertahankan dan atau dikembangkan. Namun demikian, sebetulnya kebudayaan tidak hanya dapat diartikan seperti itu. Bahkan Kroeber dan C. Kluckhohn berhasil mengumpulkan 160 definisi budaya dalam buku yang mereka tulis. Sementara itu, Koentjaraningrat 2015 salah satu tokoh antropologi Indonesia mendefinisikan kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.” Dalam definisi tersebut, kebudayaan bermakna sangat luas dan beragam, sehingga lebih mewakili definisi umum dari kebudayaan. Penjelasan lengkap mengenai pengertian budaya dan kebudayaan dapat dibaca pada artikel di bawah ini. Pengertian Budaya, Unsur, Wujud & Fungsi Menurut Para Ahli Sementara itu, wujud dari kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa sistem yang membentuknya. Seperti diutarakan oleh Koentjaraningrat 2015, yang membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yaitu 1 ideas sistem ide; 2 activities sistem aktivitas; 3 artifacts sistem artifak. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing wujud kebudayaan. 1. Sistem Ide Wujud kebudayaan sebagai sistem bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat atau diraba dan hanya terasa dan tersimpan dalam pikiran individu dan kelompok penganut kebudayaan tersebut. Bentuknya dalam kehidupan sehari-hari mewujud pada adat istiadat, norma, agama, hukum dan undang-undang. Contohnya nyatanya sebetulnya sudah cukup jelas dari contoh bentuk yang telah diuraikan. Misalnya norma sosial yang tidak ditetapkan namun sepakat diikuti oleh masyarakat agar menjaga kehidupan sosial. Terdapat pula aturan tertulis yang ditetapkan oleh pemimpin sebagai payung perlindungan hukum bagi masyarakatnya. 2. Sistem Aktivitas Seperti namanya, wujud kebudayaan ini merupakan kegiatan atau aktivitas sosial yang memiliki pola tertentu dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini dapat terjadi melalui interaksi antar manusia yang berinteraksi dengan sesamanya. Berbeda dengan wujud ide, wujud aktivitas dapat dilihat dan dirasakan langsung kehadirannya. Contohnya adalah upacara perkawinan adat tertentu, kegiatan kampanye untuk mendukung calon pemimpin, dsb. Setiap upacara adat tertentu pasti memiliki suatu aktivitas yang kontinu secara turun-temurun sama. Partai tertentu juga memiliki kegiatan dengan pola, visi dan misi yang sama dan dijaga pula konsistensinya. 3. Sistem Artifak Artifak adalah wujud yang paling konkret dari kebudayaan. Berbentuk benda fisik yang bisa dilihat, diraba dan dirasakan langsung oleh pancaindra. Misalnya, wayang golek dari Jawa, dan kain ulos dari Batak. Benda-benda tersebut merupakan perwujudan dari ide hingga aktivitas individu dari suatu masyarakat. Terkadang beberapa wujud aktivitas membutuhkan artifak khusus, begitu pula sebaliknya. Tidak hanya adat-istiadat, kegiatan kampanye juga biasanya dapat diiringi oleh lambang-lambang partai pada bendera, kaus, dan atribut lainnya. Unsur Unsur Kebudayaan Sampailah kita pada unsur-unsur kebudayaan, yakni satuan terkecil namun dapat berupa unsur besar yang membentuk suatu kebudayaan. Koentjaraningrat 2015, berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan, yaitu 1. Sistem Bahasa Bahasa adalah sarana berkomunikasi manusia yang sangat dibutuhkan dalam berbudaya. Bahkan, Koentjaraningrat 2015 berpendapat bahwa bahasa atau sistem perlambangan manusia baik secara tertulis maupun lisan yang digunakan adalah salah satu ciri terpenting dari suatu kebudayaan suku bangsa. Masih senada, Keesing berpendapat bahwa kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya dan mewariskannya ke generasi penerusnya sangatlah bergantung pada bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki andil yang sangat signifikan dalam menjadi salah satu unsur unsur budaya dari kebudayaan manusia. 2. Sistem Pendidikan Sejatinya kebudayaan adalah pengetahuan yang diikuti oleh masyarakat penganutnya. Sehingga sistem pengetahuan dalam konteks kultural universal sangatlah dibutuhkan. Misalnya, bagaimana sistem peralatan hidup hingga sistem kalender pertaian tradisional yang disebut sistem pranatamangsa telah digunakan sejak dahulu oleh nenek moyang kita untuk menjalankan pertaniannya. Menurut Marsono, sistem pranatamangsa tersebut telah digunakan oleh masyarakat Jawa lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem tersebut digunakan untuk menentukan kaitan tingkat curah hujan dengan kemarau, sehingga petani akan mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengolah tanah, saat menanam dan masa panen yang baik. Menurut Koentjaraningrat, sistem pengetahuan pada awalnya belum menjadi pokok pembahasan dari penelitian antropologi studi budaya, karena para Ahli berasumsi bahwa suatu kebudayaan di luar bangsa Eropa tidak mungkin memiliki sistem pendidikan yang lebih maju. Namun, asumsi tersebut terpatahkan secara lambat laun, karena tidak ada suatu masyarakat yang sanggup berbudaya atau bahkan bertahan hidup jika tidak memiliki sistem pengetahuan yang diwariskan kepada penerusnya. 3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial Unsur budaya berupa sistem ini merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat, setiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh aturan-aturan dan adat istiadat dari kesatuan yang ada di lingkungan sehari-hari masyarakat tersebut. Satuan terkecil dari kelompok yang menghasilkan aturan dan adat tersebut adalah keluarga inti. Kemudian, kesatuan lain yang lebih besar dapat berupa letak geografis, suku, hingga kerajaan ataupun kebangsaan. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial dapat dilihat melalui beberapa cara mereka melakukan jenis perkawinan, prinsip menentukan pasangan mencari jodoh, adat menetap, dan jenis keluarga. Berikut adalah pemaparan sistem kekerabatan dan organisasi sosial sebagai salah satu unsur dari unsur unsur budaya. a. Jenis perkawinan Perkawinan dapat memiliki beberapa jenis. Jenis yang dimaksud adalah bagaimana hubungan perkawinan itu terjalin, apakah hanya menikah dengan satu orang monogami atau dengan beberapa pasangan? berikut pemaparan jenis-jenis perkawinan menurut Marvin Harris. Monogami, menikah dengan satu pasangan/orang saja. Poligami, menikah dengan beberapa orang. Poliandri, seorang perempuan yang menikahi lebih dari satu pria. Poligini, seorang pria yang menikah lebih dari satu perempuan. Perkawinan kelompok, jenis perkawinan yang memperbolehkan pria melakukan hubungan intim dengan beberapa wanita satu sama lain. Levirat, perkawinan antar janda dengan saudara laki-laki dari suaminya yang telah meninggal. Sororat, perkawinan antarseorang duda dengan saudara perempuan istrinya yang telah meninggal. b. Prinsip Jodoh Ideal Selain jenisnya, perkawinan juga dapat memiliki prinsip jodoh ideal yang ditetapkan oleh suatu budaya. Berikut adalah beberapa prinsip jodoh ideal yang diketahui. Prinsip Endogami, prinsip yang memilih jodoh atau calon pasangan perkawinan dari kerabatnya sendiri. Misalnya masyarakat Jawa Kuno biasanya cenderung memilih pasangan dari sepupu jauh untuk menjaga kemurnian kebangsawanan atau kasta pada masyarakat Bali. Prinsip Eksogami, merupakan prinsip yang memilih calon pasangan yang berasal dari luar kerabat atau klan. Masyarakat Batak menerapkan prinsip ini dengan memilih marga lain yang disebut dengan konsep dalihan na tolu. c. Adat Menetap Setelah perkawinan berlangsung tempat menetap atau tinggal juga menjadi bahasan unsur kekerabatan. Koentjaraningrat mengatakan bahwa terdapat tujuh macam adat menetap setelah menikah, di antaranya adalah sebagai berikut. Utrolokal, kebiasaan menetap di sekitar kerabat suami atau istri. Virilokal, adat yang menetapkan pengantin harus menetap di sekitar kediaman kerabat suami. Uxorilokal, adat yang menetapkan pengantin menetap di sekitar kediaman kerabat istri. Biolokal, adat yang menetapkan pengantin harus menetap di sekitar kediaman kerabat suami dan istri secara bergantian. Avunlokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki dari suami ibu. Natolokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal terpisah dan suami tinggal di rumah kerabatnya. Neolokal, adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal di kediaman baru yang tidak dekat dengan kedua kerabat pengantin suami ataupun istri. d. Jenis Keluarga Keluarga Batih Inti, Konjugal, dan Keluarga Luas Melalui perkawinan terbentuk keluarga batih, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga batih/keluarga inti atau nuclear family adalah kelompok terkecil dari masyarakat yang didasarkan atas hubungan darah dari anggotanya. Berikut ini adalah beberapa jenis keluarga Keluarga batih inti, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga konjugal, keluarga inti ayah, ibu, dan anak yang terdapat interaksi dengan kerabat salah satu atau dua pihak orang tua ayah dan ibu dari keluarga inti. Keluarga luas, meliputi hubungan antara paman, bibi, kakek, keluarga kakek, dsb. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Sistem peralatan dan teknologi adalah salah satu unsur kebudayaan yang menadi perhatian awal dari para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia. Rasanya jelas alasannya, karena peralatan hidup dan teknologi yang mereka gunakan akan banyak memberikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari dari masyarakat. Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh masyarakat dalam budayanya. Berikut adalah beberapa sistem peralatan tersebut. a. Alat-alat produktif Alat produktif adalah alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai guna bagi individu atau masyarakat dan budaya secara umumnya. Dapat sesederhana batu untuk menumbuk padi, atau alat kompleks untuk menenun kain. b. Senjata Sebagai alat produktif, senjata digunakan untuk berburu binatang atau menangkap ikan. Namun, alat ini juga digunakan untuk melindungi diri dari binatang buas hingga berperang. c. Wadah Yakni alat untuk menyimpan, memuat, dan menimbun barang. Awalnya wadah tampak sepele bagi masyarakat, namun seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, wadah menjadi kebutuhan primer dan terus dikembangkan. Misalnya, salah satu wadah yang paling besar dan permanen adalah lumbung padi. d. Alat Menyalakan Api Api merupakan unsur penting dalam kehidupan masyarakat. Sehingga cara menyalakannya menuntut sistem dan teknologi yang lebih maju. Pada zaman prasejarah, manusia membuat api dengan cara menggesek-gesek dua buah batu. Cara tersebut terus berkembang menjadi menggesekkan kayu kering di atas dedaunan kering, minyak hingga penggunaan gas. e. Kuliner Makanan, Minuman, Jamu-jamuan, dsb Sistem pengetahuan cara memasak setiap kelompok masyarakat berbeda-beda. Dalam antropologi, jenis dan bahan makanan tertentu dapat memberikan arti dan simbol khusus bagi masyarakatnya, atau dikaitkan dengan keagamaan tertentu. Misalnya, babi diyakini haram oleh kaum muslim, sehingga umat Islam tidak akan memiliki tata cara memasak babi. Sebaliknya, di Papua babi justru menjadi simbol makanan penting dan biasa dijadikan mahar dalam pesta pernikahan. f. Pakaian dan Tempat Perhiasan Pembahasan fungsi pakaian sebagai alat produktif dalam studi antropologi termuat pada “bagaimana teknik pembuatan dan cara menghias pakaian dan tempat perhiasan?”. Suatu masyarakat biasanya selalu memiliki tradisi atau adat istiadat dalam pembuatan pakaian adat. Sehingga setiap negara atau bahkan suku bangsa memiliki ciri khas pakaian kebesarannya sendiri. Pakaian ini juga dapat berfungsi sebagai simbol-simbol budaya tertentu yang merepresentasikan adat istiadat, norma dan nilai-nilai suku bangsa tersebut. g. Tempat Berlindung dan Perumahan Seperti pakaian, setiap suku bangsa dan negara cenderung memiliki rumah khas yang berbeda dengan kebudayaan lain. Manusia juga cenderung membangun rumah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan letak geografis yang ditempatinya. Masyarakat Jawa membangun rumah dengan jendela yang besar karena suhu udara tropis yang lembab. Sementara masyarakat eskimo justru memanfaatkan bongkahan es yang tersedia di sekitarnya karena bahan yang terbatas dan ternyata cara itu berhasil menghindarkan mereka dari kedinginan. h. Alat-Alat Transportasi Manusia selalu memiliki kebutuhan untuk berpindah dan bergerak dari titik 1 ke titik 2. Kebutuhan mobilitas tersebut semakin tinggi hingga dibutuhkan alat transportasi yang bukan hanya untuk memindahkan manusia saja, namun untuk memindahkan barang-barang hasil dari perekonomian yang semakin maju. Beberapa contoh dari alat transportasi adalah sesederhana sepatu, binatang yang dilatih, alat seret, kereta beroda, rakit dan perahu. Kini, manusia sudah memanfaatkan alat transportasi yang lebih canggih seperti kereta api, kapal laut, mobil, hingga kapal terbang. 5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup Sistem ini menjadi fokus kajian penting dari etnografi. Bagaimana masyarakat mencari mata pencaharian atau bagaimana sistem perekonomian mereka dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional meliputi 1 berburu dan meramu; 2 beternak; 3 bercocok tanam di ladang; 4 menangkap ikan; 5 bercocok tanam, menetap dengan sistem irigasi. Namun setelah terpengaruh oleh arus modernisasi dengan patokan utama berkembangnya sistem industri, pola hidup manusia berubah dan tidak hanya mengandalkan mata pencaharian tradisional. Di dalam masyarakat modern, individu masyarakat lebih banyak mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan untuk mendapatkan upah. 6. Sistem Religi Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah dua pertanyaan berikut 1 mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia?, 2 Mengapa manusia melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut? Usaha menjawab kedua pertanyaan tersebutlah yang menjadi penyebab lahirnya sistem religi. Selain itu, pendekatan antropologi dalam memahami unsur sistem religi tidak dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsep benda-benda sakral dalam kehidupan manusia. Dalam sistem religi terdapat tiga unsur yang harus dipahami selain emosi keagamaan, yaitu 1 sistem keyakinan, 2 sistem upacara keagamaan, dan 3 umat yang menganut religi itu. Sistem religi juga mencakup mengenai dongeng, legenda, atau cerita teks yang dianggap suci mengenai sejarah para dewa-dewa mitologi. Cerita keagamaan tersebut terhimpun dalam buku-buku yang dianggap sebagai kesusastraan suci. Selain teks keagamaan, unsur lain yang menjadi bagian dari sistem religi adalah sebagai berikut. Tempat dilakukannya upacara keagamaan, seperti candi, pura, kuil, surau, masjid, gereja, wihara atau tempat-tempat lain yang dianggap suci oleh umat beragama. Waktu dilakukannya upacara keagamaan, yaitu hari-hari yang dianggap keramat atau suci atau hari yang telah ditentukan untuk melaksanakan acara religi tersebut. Benda-benda dan alat-alat yang digunakan dalam upacara keagamaan, yaitu patung-patung, alat bunyi-bunyian, kalung sesajen, tasbih, rosario, dsb. Orang yang memimpin suatu upacara keagamaan, yaitu orang yang dianggap memiliki kekuatan religi yang lebih tinggi dibandingkan anggota kelompok keagamaan lainnya. Misalnya, ustad, pastor, dan biksu. Dalam masyarakat yang tingkat religinya masih relatif sederhana pemimpin keagamaan adalah dukun, saman atau tetua adat. 7. Kesenian Perhatian antropologi terhadap seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Data yang dikumpulkan berupa deskripsi mengenai benda-benda atau artifak yang memuat unsur seni seperti patung, ukiran, dan hiasan. Awalnya, teknis pembuatan adalah hal yang paling diperhatikan. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian mendalam mengenai teks, simbol dan kepercayaan yang menyelubungi seni dalam berbagai wujudnya mulai dari seni rupa, tari, drama, dikaji dan diteliti pula. Prinsip Holistik dalam Memahami Unsur Unsur Budaya Kultural Universal Pengertian holistik adalah memahami keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam sebuah kesatuan kebudayaan. Untuk menyusun etnografi berdasarkan atas unsur-unsur budaya tersebut maka harus dicari salah satu unsur yang berkaitan dan saling melengkapi unsur yang lain dalam kebudayaan. Misalnya, suatu unsur pengetahuan yang berkembang di dalam masyarakat Jawa akan berhubungan dengan sistem mata pencaharian seperti pertanian karena adanya sistem pranatamangsa di dalam masyarakat Jawa. Selanjutnya, teknologi berkaitan dengan sistem pengetahuan manusia karena suatu hasil karya teknologi berdampak pada semakin majunya sistem pengetahuan masyarakat. Selain itu, teknologi juga berpengaruh pada sistem kekerabatan dan organisasi sosial suatu masyarakat karena adanya pergeseran norma dan nilai sosial sebagai dampak penerapan suatu teknologi baru. Referensi Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta.
Tidakdipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya; Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat; B. Tanda koma. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
Unsur Unsur Kebudayaan – Berbicara mengenai kebudayaan tentu saja banyak dari kalian yang pernah mendengar istilah tersebut. Istilah yang satu ini memang tidaklah asing karena sudah termasuk ke dalam kehidupan sosial sehari-hari. Bahkan ketika menempuh pendidikan sekalipun istilah kebudayaan ini bukanlah hal yang baru. Kendati sering ditemukan namun nyatanya banyak dari kalian yang tidak mengetahui secara pasti arti dari kebudayaan itu sendiri bahkan unsur unsur kebudayaan. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai apa saja unsur yang terkandung dalam kebudayaan maka kalian bisa mengetahui arti dari kata kebudayaan itu sendiri. Pengertian Dari Kebudayaan Kebudayaan sendiri merupakan istilah yang diambil dari bahasa sansekerta yaitu Buddhaya. Kata tersebut merupakan bentuk jamak dari kata atau istilah buddhi yang memiliki pengertian hal yang berkaitan dengan budi serta akal manusia. Buddhaya adalah suatu bentuk jamak dari istilah buddhi, yang memiliki arti sebagai hal yang memiliki kaitan dengan budi dan juga akal manusia. Selain itu kebudayaan juga bisa diartikan sebagai hal yang kompleks dan di dalamnya berisi mengenai kesenian, hukum kepercayaan, adat istiadat, pengetahuan, moral, keahlian serta ciri khas yang merupakan hasil seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Unsur-Unsur Dalam Kebudayaan Kebudayaan ini tidak berdiri sendiri melainkan ada unsur unsur kebudayaan di dalamnya. Unsur tersebut terdiri dari 7 bagian yang tergabung dalam sebuah kebudayaan. Adapun unsur-unsur tersebut dan juga contohnya bisa kalian simak melalui informasi berikut ini. 1. Unsur Religi Unsur religi merupakan unsur pertama dari kebudayaan. Unsur ini memiliki artian dimana setiap manusia itu mengakui bahwa Tuhan itu ada yang merupakan maha pencipta. Untuk di Indonesia sendiri terdapat banyak agama dan yang termasuk agama mayoritas di Indonesia adalah Islam. Unsur religi atau agama ini merupakan hal yang harus dimiliki serta dilakukan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Jika seseorang tidak beragama atau tidak memiliki kepercayaan maka kehidupan manusia itu sendiri tidak akan berjalan dengan teratur. Agama memiliki peran sebagai aturan yang membatasi segala perilaku manusia sehingga tidak memiliki agama sama saja dengan tidak memiliki aturan yang membatasi perilakunya. Sehingga agama ini sangat berperan penting terhadap kehidupan seorang manusia dengan Tuhan. Untuk contoh dari unsur religi ini yaitu seperti agama Islam. Hindu, Katolik, Budha, Kristen dan sebagainya. 2. Sistem Kemasyarakatan Unsur unsur kebudayaan selanjutnya yaitu sistem kemasyarakatan. Di dalam masyarakat tentunya terdapat sebuah sistem yang merupakan hasil dari kesadaran manusia yang dengan sengaja diciptakan dengan paling sempurna akan tetapi tentu saja masih memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing antar setiap individu. Sistem tersebut nantinya akan berguna untuk kegiatan persatuan, keorganisasian karena hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa masing-masing orang yang ada bukanlah makhluk individualis dan tetap membutuhkan orang lain. Untuk contohnya yaitu adanya suatu organisasi yang dibentuk oleh beberapa masyarakat. Nantinya organisasi tersebut akan menjadi perwakilan ataupun sekelompok orang yang akan berorganisasi demi kepentingan bersama dan tentunya saling menguntungkan. 3. Sistem Peralatan Untuk unsur selanjutnya yaitu sistem peralatan dan banyak orang yang belum paham mengenai sistem ini. Sistem peralatan ini merupakan suatu peralatan yang biasanya sering dipergunakan dan berguna untuk menopang kehidupan harian kalian sebagai seorang manusia. Perlatan yang digunakan untuk menopang kehidupan harian tentunya mengalami perubahan tergantung sesuai dengan jamannya. Terlebih pada era globalisasi seperti saat ini, manusia sangat memerlukan peralatan untuk mempermudah tugas ataupun kegiatan harian. Sehingga peralatan disini berperan mempermudah dalam melakukan penghematan waktu serta mempermudah komunikasi. Untuk contoh dari sistem peralatan ini yaitu alat transportasi seperti sepeda motor dan mobil yang berguna untuk mempermudah aktivitas harian maupun bekerja. Contoh lainnya yaitu handphone yang berguna untuk alat komunikasi sehingga mempermudah dalam melakukan komunikasi dengan orang lain. 4. Sistem Mata Pencaharian Unsur unsur kebudayaan selanjutnya yaitu sistem mata pencaharian yang mana ini merupakan suatu sistem yang berguna agar manusia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal ini diperlukan karena dalam kehidupan setiap manusia memiliki tuntutan hidup yang harus dipenuhi. Beragam tuntutan hidup tersebut beragam seperti konsumsi, sandang, pangan dan tuntutan lainnya. Maka dari itu demi memenuhi beragam kebutuhan hidup tersebut manusia diharuskan untuk terus bekerja agar bisa bertahan hidup. Contoh dari sistem ini adalah pekerja kantoran, buruh, guru, petani, pengusaha, penjahit dan lain sebagainya. 5. Sistem Bahasa Sistem bahasa merupakan suatu sistem yang memungkinkan seseorang untuk bisa melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Bahasa ini jumlahnya tidak hanya satu melainkan banyak tergantung dari kebudayaannya masing-masing. Untuk di Indonesia terdapat bahasa yang dijadikan pedoman dan bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tersebut digunakan sebagai bahasa dan juga untuk berkomunikasi sehari-hari mengingat di Indonesia terdapat banyak sekali bahasa daerah. Untuk contoh dari sistem bahasa ini adalah bahasa Inggris, bahasa Korea, bahasa Indonesia dan masih banyak bahasa lainnya. Kemudian untuk di Indonesia selain bahasa nasional terdapat juga bahasa daerah seperti bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Ambon, bahasa Padang, bahasa Sunda, bahasa Bali dan masih banyak bahasa daerah lain yang ada di Indonesia. 6. Sistem Pengetahuan Ilmu pengetahuan atau sistem pengetahuan merupakan unsur lain dari kebudayaan. Hal ini merupakan suatu hal yang identik dengan keberadaan manusia, ini dikarenakan manusia memiliki pikiran serta akal yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada manusia. Sistem pengetahuan untuk di Indonesia sendiri bisa kalian lihat dengan adanya pendidikan yang wajib bagi masyarakat mulai dari SD, SMP dan juga SMA. Pendidikan tersebut muncul karena manusia sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan terlebih di era globalisasi seperti saat ini. Persaingan yang semakin sulit mendorong manusia agar lebih berilmu. Untuk contoh dari sistem pengetahuan yaitu anak-anak di Indonesia wajib mengenyam pendidikan selama 9 tahun. Tujuannya agar anak-anak memiliki pengetahuan dasar dalam berilmu sehingga nantinya bisa lebih beradaptasi dengan perkembangan zaman yang ada. Tanpa adanya ilmu tentu saja manusia akan kesulitan dalam menyesuaikan perkembangan yang ada. 7. Seni Salah satu hal yang akan selalu ada di dalam kehidupan adalah seni dan manusia akan sulit lepas dari hal tersebut. Seni ini memiliki sifat yang menghibur serta mampu memanjakan mata ketika kalian melihat seni tersebut. Seni memiliki pengertian sebuah ekspresi yang berasal dari perasaan manusia yang di dalamnya memiliki unsur-unsur keindahan dan tentunya bisa diungkapkan melalui media yang memiliki sifat nyata. Pengungkapan tersebut bisa berbentuk rupa, gerak, syair, nada dan tentunya bisa dirasakan oleh lima indera manusia. Contohnya seperti lukisan, musik, tarian dan sebagainya. Jadi itulah unsur unsur kebudayaan yang bisa kalian ketahui beserta contohnya. Semoga setelah membaca informasi diatas kalian bisa menjadi lebih jelas dalam mengetahui apa saja unsur kebudayaan itu yang sebelumnya pasti hanya mengkaitkan kebudayaan dengan seni saja. Unsur-unsur diatas sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan sulit untuk dipisahkan. Klik dan dapatkan info kost di dekat mu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga MurahSementara perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur budaya manusia, baik berupa artefak, benda, atau ide gagasan. Dari penjelasan tersebut di atas, jelas perubahan sosial dan budaya merupakan hal yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai keterkaitan. Perubahan budaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Tujuh unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat, yaitu Sistem peralatan hidup Mata pencaharian Sistem kemasyarakatan Bahasa Kesenian Sistem pengetahuan Religi Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang berkembang, menjadi kebiasaan yang sulit diubah. Dalam sehari-hari, orang biasanya mengartikan budaya dengan tradisi. Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat dan berkenaan dengan cara manusia hidup, belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budaya. Dalam hal ini merupakan tingkah laku dan gejala sosial yang menggambarkan identitas dan citra suatu penjelasan tujuh unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat, dilansir dari buku Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar 2011 oleh Tasmuji dan teman-teman, sebagai berikut Baca juga Unsur-Unsur Kebudayaan dalam Masyarakat Sistem peralatan hidup Manusia terus berusaha mempertahankan hidup. Oleh karena itu manusia selalu membuat peralatan. Kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi dilihat dari benda-benda yang digunakan sebagai peralatan hidup masih sederhana. Sehingga sistem peralatan hidup merupakan bahasan kebudayaan fisik. Mata pencaharian Aktivitas ekonomi masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem kemasyarakatan Sistem kemasyarakat merupakan hal untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. KelasPintar. Cerita imajinasi adalah salah satu jenis cerita narasi yang menceritakan urutan atau kronologis suatu peristiwa. Berbeda dengan cerita lainnya, cerita ini memiliki karakteristik dan unsur pembentuk tersendiri. Dimana dengan memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur ini, kita akan menjadi lebih mudah saat ingin menulis salah