Dampakmembuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang . Hal itu terbukti masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah, pembuangan, orang, bisa, limbah. Animasi jangan membuang sampah sarap di sungai.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mendengungkan perihal untuk mengemas dan membuang sampah pada tempatnya sepertinya harus dilakukan terus menerus atau bahkan dibuatkan flyer atau sepanduk permanen dijalan â jalan. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya harus menjadi perhatian dalam penanaman pada masyarakat yang terus beregenarasi agarmencintai kebersihan lingkungannya dan terlepas dari masalah â masalah yang disebabkan oleh Sampah seperti banjir, penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kuman dan berbagai macam penyakit dan membuang sampah pada tempatnya harus ditanamkan sebagai suatu hal yang dibiasakan, dicintai serta menjadi kesadaran bukan suatu hal yang menyebalkan atau menjadikan hal yg malas bagi diri kita. Kebiasaan untuk menahan diri membuang sampah saat belum menemukan tempat sampah harus juga dicontohkan, saling menegur dan dijadikan budaya dalam kehidupan sehari â Himbauan, Pendidikan mengenai sampah perlu juga menjadi perhatian karena beberapa sampah bisa bermanfaat baik bagi lingkungan ataupun didaur ulang untuk menjadi sesuatu yang berharga. Sebagai pengetahuan sampah menurut sifatnya terbagi menjadi dua, yakni sampah organik dan sampah Non Sampah OrganikSampah organik ialah sampah yang bisa mengalami pelapukan dekomposisi dan terurai seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk kompos Wikipedia dan tidak berbahaya bagi alam. Sampah Anorganiksampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya botol plastik, tas plastik, kaleng Wikipedia. Sampah ini sangat berbahaya tidak dapat diolah oleh alam, jika terjadi penumpukan, menyebabkan banjir maupun tempat sarang penyakit jadi janganlah membuang sampah anorganik ini sembarangan. [caption id="attachment_398305" align="aligncenter" width="300" caption="Pengelolaan Limbah Sampah sumber tumbuh untuk membangun budaya membuang sampah pada tempatnya, saat ini hadir berbagai macam tempat sampah yang unik dengan bentukyang menarik bahkan dengan tulisan informatif merupakan salah satu cara yang menarikminat dan perhatian khususnya anak2 sebagai media edukasi untuk membuang sampah di tempat yang telah disediakan. [caption id="attachment_398311" align="aligncenter" width="456" caption="Tempat Sampah Unik dan Menarik"] 1424441809731927178 [/caption]Dijalanan banyak ditemui himbauan yang dipasang yang bertujuan untuk memberi informasi agar buanglah sampah pada tempatnya, namun media himbauan itu relative kecil dan hanya berupa tulisan yang kadang hanya dapat dibaca jika kita berhenti saat mengendarai kendaraan ataupun berjalan kaki tak jarang keadaan media2 tersebut sudah tidak terawat itu kontras sekali dengan papan reklame yang besar dijalanan yang berisi iklan produk / foto artis. Reklame besar di jalan â jalan tak jarang ditemui belum berisi iklan produk yang terpampang atau masih kosong dan mengalami masa tunggu / menganggur, sebenarnya jika kita peka papan reklame besar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media himbauan seperti halnya menghimbau atau mengedukasi masyarakat tentang berbagai budaya positif seperti halnya membuang sampah pada tempatnya tanpa merugikan pemilik reklame. Bagaimana bs tanpa merugikan pemilik reklame ?, saat reklame besar ini tidak terpakai/saat produk iklan yg menyewa habis tayang kemudian dilepas dan mengalami masa tunggu, pemilik reklame seyogyanya tidak membiarkan papan reklame tersebut dengan kain putih atau hanya tulisan yang berisi space available namun seyogayanya pemilik Rekalme harus memiliki pengganti iklan tersebut / penutup bisa berupa kain atau reklame pengganti yang dipasang dan berisi himbauan positif atau nilai2 budaya yang mengedukasi masyarakat dikemas dengan menarik serta informatif dan tak lupa memberikan informasi pula kalau papan reklame tersebut masih tersedia untuk disewa / dipasang iklan. Mungkin dari tulisan saya ini ada regualsi baru dari pemerintah ttg pemanfaatan reklame nganggur hehehehe⊠[caption id="attachment_398317" align="aligncenter" width="589" caption="Media Himbauan VS Media Reklame Komersial"] 14244421451590532770 [/caption] Solusi gambar dibawah ini bisa diterapkan jika bukan semata - mata karena uang melainkan demi Kecintaan kita pada lingkungan, meningkatkan kepedulian masyarakat dan nilai budaya bangsa. Bayangin kalau Himbauan dan nilai2 budaya kita terpampang gede, dapat dilihat jelas, bahkan di tempat yang strategis, ya semoga bisa mengingatkan dan menginformasikan perihal - perihal yang edukatif dan berbudaya. [caption id="attachment_398322" align="aligncenter" width="303" caption="Solusi Pemanfaatan Reklame Nganggur"] 1424442539648917689 [/caption]Kesadaran dari diri sendiri dan kecintaan lah yang membuat suatu kebiasaan terasa ringan untuk dilaksanakan termasuk membuang sampah pada tempatnya yang dan jika semua orang menjalankannya akan menciptakan sebuah nilai Budaya yang luhur. Masyarakat dan Pemerintah harus saling bahu membahu bukan hanya saling menyalahkan jika dampak akibat dari sampah sudah terasa. Sampah yang dimaksud pada artikel ini adalah sampah pasar dan sampah dalam kehidupan sehari â hari masyarakat bukan sampah pabrik atau limbah. Tak lupa di akhir kalimat saya untuk mengajak anda, Yuk kita Buang Sampah pada tempatnya ! Lihat Pendidikan Selengkapnya
Terkaitpentingnya membangun kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, sebagai warga kota Kupang, kami memberi masukan sebagai bahan pertimbangan bersama sebagai berikut : Di tingkat masyarakat,perlu meningkatkan sosialisasi tentang budaya membuang sampah pada tempatnya. Sosialisasi dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas
10 Alasan Kenapa Orang Masih Sering Buang Sampah Sembarangan Semua orang termasuk kita setidaknya pernah membaca tulisan âBuanglah sampah pada tempatnyaâ atau âJangan buang sampah sembaranganâ yang dengan mudah ditemukan di berbagai tempat umum, seperti sekolah, universitas, kantor, rumah sakit, kafe atau restoran, tempat wisata, dan masih banyak lagi. Kita juga telah belajar mengapa penting untuk tidak membuang sampah sembarangan karena berpotensi merusak lingkungan dan membuat kita rentan terhadap berbagai risiko kesehatan akibat sampah. Cek Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang Membuang Sampah Sembarangan Indonesia sendiri menghasilkan ton sampah organik maupun anorganik setiap harinya. Bayangkan jika sampah-sampah ini tidak dapat dikelola dengan baik akibat dibuang secara sembarangan. Sebelum kita membahas lebih jauh bagaimana solusi sampah di Indonesia, kita perlu memahami tentang alasan kenapa orang masih sering membuang sampah sembarangan. Anggapan Bahwa Sampah Bukanlah Barang yang Bernilai Sehingga Tidak Memerlukan Perhatian Khusus Hal ini dikemukakan oleh Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret UNS, Drajat Tri Kartono. Sampah yang dikelola dan diolah dengan tepat maka dapat menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti kompos ataupun barang-barang daur ulang lainnya. Merasa Bahwa Sampah Bukan Tanggungjawab Pribadi Selain itu, Bapak Drajat juga mengungkapkan bahwa orang yang membuang sampah sembarangan di tempat umum kerap kali berpikir bahwa itu bukanlah tanggungjawabnya, melainkan tugas dan kewajiban dari petugas kebersihan ataupun pemerintah setempat. Ia tidak menyadari bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggungjawab bersama, tidak sekadar salah satu pihak saja. Pola Pikir dan Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan yang Sudah Mendarah Daging Seperti halnya menganggap membuang sampah pada tempatnya bukanlah kewajiban pribadi, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang melekat pada diri seseorang merupakan sesuatu yang sulit untuk diubah seperti yang telah dipaparkan oleh Ghianina Armand. Pola pikir ini ini semakin sulit untuk diubah karena manusia mudah terpengaruh orang-orang dan lingkungan sekitar, jika di sekitarnya sering membuang sampah sembarangan, maka orang cenderung akan mengikuti perilaku tersebut. Tidak Peduli Terhadap Perilaku Sendiri Ibu Ghianina juga menjelaskan bahwa salah satu alasan mengapa orang masih sering membuang sampah sembarangan ialah karena tidak peduli pada perilakunya sendiri, bersikap acuh tak acuh pada lingkungan, serta cenderung egois. Padahal, bagaimana perilaku kita terhadap lingkungan akan menjadi bagaimana kita mempresentasikan citra diri. Yakin Bahwa Tidak Ada Konsekuensi Membuang Sampah Sembarangan Masih banyak orang percaya bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika sekadarâ melemparkan sampah ke pinggir jalan. âTidak ada hukuman yang akan menanti,â begitulah pikirnya. Namun coba bayangkan jika ada 225 juta orang Indonesia yang juga berpikiran demikian, maka sampah akan sulit untuk dikelola sehingga dapat menimbulkan bencana seperti banjir yang tiap tahunnya menjadi momok di negeri kita. Sebenarnya, Indonesia telah mengatur terkait pengelolaan sampah yang tertuang dalam Undang-Undang UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Pada Pasal 29 Ayat 1, disebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan. Terkait hal tersebut, UU juga menyebutkan bahwa akan diatur lebih lanjut dalam peraturan daerah kabupaten/kota. Hukuman atau Denda yang Tidak Efektif Meskipun negeri kita telah mengatur bagaimana kita harus mengurus sampah setidaknya untuk tidak membuangnya secara sembarangan, nyatanya hukuman atau denda yang berlaku di tiap kabupaten/kota dirasa masih kurang efektif di beberapa area, misalnya aturan jam membuang sampah hanya efektif pada area yang mempunyai CCTV Closed Circuit Television. Namun, di beberapa tempat seperti trotoar, orang masih bebas membuang sampah sembarangan karena hukuman atau denda yang masih tidak efektif untuk menertibkan setiap orang yang membuang sampah sembarangan. Meniru Apa Yang Dilakukan Oleh Kebanyakan Orang Penelitian telah membuktikan korelasi antara keberadaan sampah di suatu area tertentu dan pembuangan sampah yang disengaja atau tidak disengaja di tempat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang melihat sampah menumpuk di suatu tempat, itu memberinya kesan bahwa itu adalah tempat yang tepat untuk membuang barang. Dalam kebanyakan kasus, itu tidak disengaja atau disengaja. Lebih lanjut, jika suatu area sudah sangat berserakan, orang cenderung menambahkan lebih banyak sampah, sementara semakin bersih suatu area, semakin kecil kemungkinan orang mengganggu pemandangan dengan membuang sampah sembarangan menurut Robert Cialdini, Profesor Psikologi Arizona State University. Rasa Malas untuk Membuang Sampah Pada Tempatnya Rasa malas telah melahirkan budaya membuang sampah sembarangan. Biasanya, orang menjadi terlalu malas dan tidak mau membuang sampah pada tempatnya. Kita sering melihat orang yang tinggal di dekat sungai dengan mudahnya membuang sampah ke sungai tersebut daripada mengelolanya pada tempat yang tepat. Kurangnya Tempat Sampah Seringkali, orang membuang sampah sembarangan hanya karena tidak ada tempat sampah di dekatnya. Daripada tidak nyaman membawa sampah, orang memutuskan lebih mudah untuk meninggalkannya, menurut penelitian yang dilakukan oleh Allegheny Front. Di beberapa tempat, misalnya saat festival kerap kali sulit untuk menemukan tempat sampah sehingga orang dengan mudahnya membuang sampah di tengah keramaian. Selain itu, ada tempat yang memiliki tempat sampah, namun tidak dikelola dengan baik sehingga kontainer kelebihan muatan dan akhirnya berserakan karena ditiup angin atau karena diaduk-aduk hewan liar. Masih Kurangnya Pemahaman Terkait Akibat Sampah yang Tidak Dikelola Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa berbagai tindakan membuang sampah sembarangan berdampak negatif terhadap lingkungan. Akibatnya, masyarakat terus membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Misalnya perilaku membuang sampah ke sungai yang dapat mengakibatkan meluapnya air saat musim penghujan. Nah, itulah beberapa alasan mengapa masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Biasanya, mereka yang masih mengabaikan pengelolaan sampah di lingkungannya ini karena tidak terdampak langsung dari situasi penimbunan sampah seperti banjir, bau yang menyengat, atau paparan kuman/ bakteri dari sampah yang berpotensi menjadi bibit penyakit orang di sekitarnya. Setelah mengetahui alasannya, apakah teman-teman SDGs Youth Hub punya saran agar orang nggak buang sampah sembarangan lagi? Yuk, utarakan pendapat kamu di kolom komentar atau menuliskannya di laman Aspirasiku! Referensi Bramasta, D. B. 2020, May 11. Mengapa Orang Indonesia Suka Buang Sampah Sembarangan? Diambil kembali dari Kukreja, R. Causes, Problems and Possible Solutions To Stop Littering. Diambil kembali dari Conserve Energy Future Prasetyo, B. A. 2021, Desember 15. Terbiasa Menaruh Tumpukan Sampah Di Pinggir Jalan? Awas, Ini Sanksinya! Diambil kembali dari Pristananda, J. A. Pengaruh Perilaku Masyarakat Membuang Sampah di Sungai. STIKes Surya Mitra Husada. Stop Littering Habit. Diambil kembali dari Petungsewu Wildlife Education Center The Real Reason People Litter â and How You Can Help. 2021, Januari 25. Diambil kembali dari Potomac Conservancy
Tempatsampah yang ditempatkan di luar pekarangan tentu orang yang lewat bisa membuang sampah di situ. Tetapi apabila orang yang membuang sampah itu ada kekerasan atau ancaman kekerasan, maka dapat dijerat dengan pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pernahkan Anda menginginkan Jakarta bebas dari banjir?Pernahkan Anda menginginkan Jakarta untuk bebas dari pemandangan sampah yang berserakan?Kali-kali di Jakarta, serta pantai Ancol misalnya, benar-benar bersih dari sampah Bahkan baru-baru ini sedang ramai postingan, bioskop penuh dengan popcorn yang berserakan, disertai sampah minuman, dan sebagainya. Sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Hal seperti ini sudah kerap sekali terjadi ketika saya selesai menonton bioskop. Kalau ditanya, "kenapa ga buang nanti aja diluar?", pasti akan dijawab, "buat apa mereka disini, kalo kita juga yang mesti buang sampahnya." Jawaban seperti ini akan ditemui tidak satu dua orang saja, tapi bisa jadi lebih. Karena memang kita, masyarakat, belum dibudayakan untuk membuang sampah pada tempatnya, dan sadar bahwa menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya tugas orang yang telah digaji, tapi semua orang yang tinggal di bumi ini. Saya menulis ini bukan ingin menasihati Anda yang masih sering membuang sampah tidak pada tempatnya, tapi mengajak Anda juga turut serta mempedulikan lingkungan sekitar kita. Sebenarnya budaya kita yang masih suka buang sampah sembarangan tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke diri kita. Pemerintah daerah sendiri sepertinya juga kurang mementingkan penempatan tong sampah. Kalau saya perhatikan, jarak dari tong sampah satu ke tong sampah lainnya di jalan yang banyak pedagang kaki lima misalnya, itu sangatlah jauh. Maka secara otomatis, orang yang sedang memegang sampah makanan, akan membuang sampah tersebut ke tempat yang sedang lowong saja, tidak peduli itu bukanlah tong sampah. Sosialisasi untuk mempedulikan lingkungan hidup juga seperti di support setengah-setengah, bahkan punishment untuk membuang sampah pada tempatnya, masih kurang dijalankan. Polisi lebih senang menilang pengendara-pengendara yang mungkin tidak pakai pentil di ban motor, misalnya. Sebenarnya kalau sosialisasi dan punishment dalam hal membuang sampah benar-benar didukung dan digalakkan, maka masyarakat juga akan ikut sadar bahwa kewajiban membuang sampah pada tempatnya adalah kita semua. Jadi ada baiknya, masyarakat dan pemerintah daerah bisa saling mendukung. Saya bisa katakan ini semua, karena saya mengalami pengalaman yang cukup berharga ketika dua tahun tinggal di luar negeri. Mungkin bagi Anda yang sudah study abroad ataupun tinggal di luar cukup lama di negeri orang atau yang sering travelling ke luar negeri, juga akan mendapatkan pengalaman yang sama seperti saya. Taiwan, adalah tempat saya belajar selama dua tahun. Kalau dibilang Taiwan super bersih, saya bisa dengan tegas mengatakan "TIDAK", daerah pinggiran mereka masih banyak yang sampahnya berserakan, dan warga di daerah pinggiran tersebut masih hobi meludah di sembarang tempat, juga membuang sampah sembarangan. 1 2 3 4 Lihat Nature Selengkapnya
Kurangnyakesadaran masyarakat menyebabkan timbulnya permasalahan terkait sampah yang sulit diatasi. Hingga kini masih terdapat sampah yang menggenang di aliran sungai bahkan di tepi pantai, tempat wisata, di tepi jalan, dan masih banyak tempat lainnya. Walaupun begitu, masih banyak pula orang yang menaati aturan membuang sampah pada tempatnya.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masih lumayan sering saya lihat orang-orang yang membuang sampah membuang sampah sembarangan itu bisa membuat lingkungan kita menjadi kotor dan tidak enak lain yang lebih serius membuang sampah sembarangan bisa menyebabkan banjir. Kita semua sudah tahu satu masalah yang serius itu, tapi kita masih saja membuang sampah sembarangan. Tapi kenyataan pasti akan menghantam orang-orang yang membuang sampah dimana pun yang mereka akan datang dan akan mengguyur daerah yang mereka terbari sampah-sampahnya, terutama sampah kamu akan menerima kenyataan yang lumayan pahit itu dengan tenang dan sabar? Mungkin bisa, tapi kamu tidak akan suka, bukan? Kalau rumahmu terendam banjir. Pasti kamu tidak akan suka, bukan? Kalau kamu harus berendam di air yang kotor berwarna yang sama dengan wadah susu cokelat yang kamu buang sembarangan tidak mau, buanglah sampah pada tempatnya, sob. Membuang sampah itu tidak sampai beberapa beberapa detik saja. Lihat Ilmu Sosbud SelengkapnyaKebersihan penting bagi kehidupan manusia. Apalagi semakin bertambahnya populasi manusia di muka bumi, secara otomatis produksi sampah akan terus meningkat. Meski saat ini gerakan buang sampah sudah banyak digalakkan di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak masyarakat yang tidak sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya.ï»żBelakangan ini, Indonesia suksesâ menempati peringkat kedua sebagai negara yang menghasilkan sampah plastik terbesar di dunia. Menurut Asosiasi Industri Plastik Indonesia INAPLAS dan Badan Pusat Statistik BPS, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Prestasi negatif yang kita terima tersebut bukan hal yang mengejutkan jika melihat kembali budaya buang sampah yang sudah mengakar di sebagian besar penduduk negara ini. Sampah di Gunung Kerinci Gunung, laut, pantai, hutan, hingga pelosok-pelosok pedalaman, dicemari sampah. Bahkan di tahun 2015 silam, Trashbag Community â sebuah komunitas peduli sampah â mencatat lebih dari 5,4 ton atau sekitar 600 kantong penuh sampah dikumpulkan dari 15 gunung di Indonesia. Volume sampah ini tentu saja semakin meningkat hingga saat ini jika melihat tren pendakian yang semakin masif. Gunung sebagai tempat para pecinta alam ironisnya diperlakukan tanpa cinta. Belum lagi kisah bangkai seekor paus biru dengan perut berisi aneka ragam sampah di Wakatobi, membuktikan bahwa pencemaran ini telah sampai hingga ke lautan terdalam. Sampah dari darat yang kita buang sembarangan melalui proses perjalanan yang panjang hingga sampai di tengah laut. Dalam sebuah video penelitian dokumenter dari blue planet, Setidaknya ada lebih dari 180 spesies hewan laut yang terekam mengkonsumsi plastik dan sampah, dari mulai plankton kecil hingga hewan laut dengan ukuran besar seperti paus biru dan yang lainnya. Mengapa Penting Untuk Mulai Peduli Sampah? Secara psikologis, membuang sampah pada tempatnya memberikan pengaruh baik berupa kedisiplinan untuk diri sendiri. Menunjukan kepedulian bagi diri sendiri, bagi alam dan orang lain. Mereka yang menyadari betul arti pentingnya membuang sampah pada tempatnya, berarti sudah mulai berkontribusi terhadap kelangsungan hidup dunia ini. Mereka adalah pahlawan pembawa perubahan. Terbiasa membuang sampah sekecil apapun di tempatnya, sangat membantu pengelolaan sampah agar tidak mencemari lingkungan. Puntung rokok, sobekan plastik, sampah makanan, dan segala jenis benda bekas pakai sangat potensial merusak alam jika tidak dikelola dengan baik. Bayangkan jika tangkapan laut yang akan kita konsumsi sudah terkontaminasi oleh sampah. Di Inggris para nelayan menemukan sampah plastik di dalam perut sepertiga dari hasil tangkapan laut mereka. Fakta yang seharusnya cukup membuat kita menyadari betapa pentingnya mengelola sampah. Dampak secara langsung, membuang sampah di sembarang tempat juga dapat menimbulkan penyumbatan saluran air yang menyebabkan banjir. Sebuah cerita klise, namun nyatanya masih terjadi. Belum lagi potensi serangan kesehatan seperti penyakit diare, kolera, tifus dan yang lainnya yang menyebar melalui virus yang berasal dari sampah dan pengelolaannya yang tidak tepat hingga mencemari air. Banyak kerugian yang bisa ditimbulkan dari budaya buang sampah sembarangan dan jangan biarkan kita menjadi bagian dari kebiasaan buruk tersebut. Apa Yang Bisa Kita Lakukan Kenyataannya, buang sampah pada tempatnya bukan hal yang sulit sama sekali. Cukup menyadari bahwa sisa-sisa benda yang kita konsumsi harus ditempatkan semestinya. Seorang perokok cukup dengan sederhana membuang puntung rokoknya tidak sembarang buang. Cukuplah asapmu mengganggu lingkungan, jangan tambahkan dengan sampah hasil isapanâmu. Membuang sampah pada tempatnya adalah awal bagi kita untuk mulai peduli pada lingkungan. Jika hal sederhana ini sudah mampu secara konsisten kita lakukan, tahap berikutnya adalah mengurangi produksi sampah. Coba mulai hitung berapa banyak sedotan plastik yang kamu gunakan tiap kali makan di restoran maupun di rumah makan pinggir jalan? Bayangkan jika kamu adalah potret dari ratusan juta orang yang melakukan hal yang sama. Berapa banyak sampah yang dihasilkan dari sebatang sedotan plastik? Mulai gunakan sedotan stainsteel atau yang terbuat dari kayu. Berapa kali dalam sebulan kamu belanja ke supermarket, pasar, swalayan, atau warung kelontong di pinggir jalan? Seberapa sering kamu menerima tas plastik sebagai kantong belanja? Dan sekali lagi sadari berapa juta manusia yang melakukan hal yang sama. Mulai gunakan kantong pribadi. Kurangi pemakaian tas plastik. Jadilah bagian dari gerakan perubahan. Bin it! Mulailah Peduli, Jadilah Inspirasi Sejak pertengahan November 2018, Mc Donald memulai kampanye mengurangi sampah sedotan dengan tidak menyediakannya lagi di tiap outlet mereka. Kesadaran dari pihak restoran cepat saji ini patut di apresiasi tinggi. Berangkat dari sebuah video yang viral yang memperlihatkan seekor penyu yang terluka parah karena sebatang sedotan plastik yang menembus hidungnya. KFC yang merupakan kompetitor, sudah melakukan hal serupa lebih dulu. Komitmen mereka adalah mengurangi penggunaan sedotan plastik hingga 90% di tahun 2021. Kampanye mengurangi sampah sedotan ini juga berangkat dari kesadaran bahaya sampah plastik yang tercatat berjumlah lebih dari 5 triliyun mengapung di perairan dunia. Ajakan untuk mulai mengurangi sampah juga diberikan oleh beberapa public figure di Indonesia, dari mulai Raisa, Menteri Susi, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan banyak lagi. Sebuah Hal positif yang membangun optimisme bahwa penanggulangan masalah sampah ini dapat terselesaikan. Meskipun dengan jumlah miliyaran manusia yang tinggal di bumi ini, tidak banyak yang menyadari hal penting dari bahaya pencemaran ini. Namun, ketika kita bergabung bersama orang-orang yang peduli dan mau memulai perubahan, maka masa depan alam ini masih memiliki harapan. Mari mulai nyalakan lilin-lilin perubahan, sehingga ketika banyak cahaya yang menyala, sinarnya mampu menerangi banyak orang untuk mulai bersama membuat bumi ini jadi lebih baik. Jadilah inspirasi dan bagikan terangmu pada sekitar.
Paraguru dan pendidik harus dapat memberikan contoh/teladan membuang sampah pada tempatnya. Pendidikan bisa juga dilakukan untuk masyarakat umum. Misalnya saja ada semacam hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah sembarangan. Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Lebih jauh lagi, orang malu dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sampah adalah salah satu masalah yang sampai sekarang tidak terpecahkan dan dapat dengan mudah ditanggulangi. Pemerintah telah melakukan banyak cara untuk menanggulangi sampah dengan memfasilitasi tempat pembuangan sampah disetiap sudut jalan, memberi himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tanggung jawab terhadap membuang sampah. Ada banyak rumah-rumah kreatif yang juga memilih sampah sebagai bahan daur ulang yang dapat diubah menjadi sesuatu benda yang bernilai dan dapat memiliki fungsi kesadaran untuk peduli terhadap sampah sangat minim. Tidak banyak kita temui orang yang taat dan mematuhi untuk membuang sampah pada tempatnya. Kebanyakan masyarakat menganggap dan tidak menyadari bahwa sampah yang kecil dapat menjadi sebuah bencana yang besar dan membahayakan serta merugikan banyak orang. Dikota-kota padat penduduk pasti berbanding lurus dengan jumlah sampah yang dikeluarkan dan dikumpulkan setiap harinya. Malah banyak masalah yang disebabkan oleh sampah timbulnya di kota-kota besar seperti Jakarta, sebagian kota di provinsi Jawa Barat dan beberapa daerah kota berkependudukan tinggi lainnya. Seharusnya orang-orang dikota besar yang pasti telah mencicipi bangku pendidikan bisa lebih bijak dalam menyikapi kita peduli, jeli dan sadar akan lingkungan, kita pasti bisa memahami makna kata buanglah sampah pada tempatnyaâ. Kata ini seperti sebuah kata yang hanya ada untuk menghias tempat-tempat sampah yang dilalaikan fungsinya itu. Secara tidak langsung, banyak ajakan-ajakan yang tersirat dalam kata-kata yang bersifat menjaga itu. Pesan komunikasi itu seperti sudah dianggap biasa dan tidak terlalu menjadi penghambat mata bagi orang-orang yang membuang sampah adalah alam yang harus kita jaga kelestariaannya. Kalau sekarang kita tidak bisa menjaga lingkungan, apa yang akan kita terima ditahun-tahun berikutnya? Bencana apa yang akan datang? Pasti semakin dan lebih membahayakan. Mulai sekarang tidak ada salahnya untuk memperhatikan lingkungan dari yang terkecil terlebih dahulu, yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya. Kalau kita menjaga alam, alam pasti menjaga kita. Lihat Nature Selengkapnya